Membahas tentang rokok sepertinya melibatkan banyak hal.Di Indonesia sedang heboh mengenai fatwa haram rokok, yang mana menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Ternyata rokok dapat merubah pandangan seseorang terhadap orang yang merokok. Suatu senja di sudut kota Semarang, terlihat satu keluarga tuna wisma yang terdiri dari Suami , Istri dan dua anaknya yang masih kecil. Sang Bapak tampak sedang bermain main menggoda anak yang kecil yang dipangku ibunya. Sementara sang kakak berada di pinggir jalan memperhatikan kendaraan yang lalau lalang. Kebetulan kami 4 orang di dalam mobil memperhatikan mereka. Kami semua merasa iba melihatnya.
"Kasihan ya, mereka, bersyukurlah yang maih punya rumah", kataku.
Kami semua dengan pikiran masing-masing terus memperhatikan mereka
Namun tiba tiba salah seorang dari kami berkata:"Lho kok bapaknya merokok"?
Terus sang sopir berkata "Ra sida mesakke to (Nggak jadi iba ya)?"
Jadi..rokok dapat menghilangkan rasa kasihan.
Tentang rokok juga, kemarin dalam perjalanan di bus ekonomi. Kebetulan pas waktu buka puasa. Ada seseorang yang menawarkan korma kepada penumpang lain, ada yang menerima juga ada yang menolak dengan halus, yah adat orang jawa lah. Ada seorang bapak yang menolak korma tersebut, dan pas buka puasa malah dia menyalakan rokok. Heran juga, apa dia puasa beneran apa tidak, atau tidak merokoknya cuma formalitas untuk menghormatui yang puasa?
Ada juga teman di kantor yang bersaing untuk berhenti tidak merokok sementara waktu, barang siapa yang merokok duluan, dia harus potong rambut sampe gundul.
Hmmm bagus juga persaingan yang kayak gini
Malah yang paling unik, sore tadi sewaktu beli makanan buat buka puasa di seberang RSU Karyadi, ada orang gila datang ke warung, sambil membawa puntung rokok, minta api buat menyalakan puntung rokok tersebut. Akhirnya diberi rokok sekalian yang lagi dinikmati oleh bapak pemilik warung.
Wah ternyata bukan orang waras saja yang merokok, orang gila juga merokok!
So...smoking will be never ending story...