Blogger Jateng

Filosofi Mancing

Mancing.jpgWeekend ini saya liburan di rumah alias mudik. Dan lebih meluangkan waktu untuk keluarga, sehingga warung ini nyaris tak tersentuh.
Salah satu kegiatan yang saya lakukan adalah mancing di pemancingan.
Memancing adalah hal yang sama sekali asing buat saya. Baru pertamakalinya. Alhamdulilah, Learning to fishing ini menghasilkan seekor ikan Bawal.

Ternyata di dalam mancing ini tersimpan filosofi hidup seperti halnya Filosofi Bakwan di artikel terdahulu.
Memancing itu perlu persiapan mental. Ketika saya berangkat ke tempat pemancingan, bayangan saya adalah tempat makan di atas air yang ada kolam pancing buat formalitas, dan mancingnya gampang.
Ternyata itu adalah pemancingan yang sebenarnya. Karena mental saya kurang siap, jadinya saya tidak terlalu bersemangat.
Begitupun dalam kehidupan, kita harus siap mental menghadapi kemungkinan yang akan terjadi




Memancing itu perlu teknik tersendiri, peralatan yang memudahkan, kesabaran menunggu, terdapat kegagalan. Kita jangan bosan untuk terus melempar kail.
Kondisi air di pemancingan yang butek, membuat kita tidak tahu ada apa di dalam sana. Ketika umpan dimakan, ketika kita mengharap gurame bisa jadi yang terkena adalah bawal, padahal orang lain malah dapat patin di kolam yang sama.
Ketika kita mendapat satu ikan, dan tidak merasa cukup, kita pasti akan mencoba lagi.
Dalam hidup juga perlu teknik yang harus dipelajari, misalnya teknik hidup di kota besar, teknik hidup di luar jawa dsb. Juga butuh alat mempermudah, bisa berupa kemampuan bergaul, berbahasa dll.
Hidup juga perlu kesabaran, ada prosesnya. Jangan mengharapkan segalanya instan. Dalam proses itu bisa saja gagal, jadi berusahalah terus.

Masa depan juga misteri buat kita. Apa yang kita harapkan belum tentu sesuai keinginan. Apa yang orang lain dapat bisa saja berbeda dengan kita, padahal kualifikasinya sama dengan kita.
Kita juga bisa mendapatkan yang lebih dalam hidup ini, asal tidak berhenti berusaha
Ternyata apa-apa yang ada di sekeliling kita mengandung nilai hidup.
Posted by Wordmobi on the Bus, from Cilacap to Jakarta