Raden Sarwaga adalah putra Wrekudara ke-3 dalam gagrak Surakarta yg ASLI, menurut Kitab Pustakaraja Purwa Jilid V.
Raden Sarwaga adalah putra Wrekudara dengan Dewi Balandari, putri Prabu Balandara dari negeri Kasipura.
Alkisah dalam lakon Narayana Maling (Narayana Rukmini Rabi) Prabu Balandara yang juga menjadi salah seorang pelamar berniat membedah Negara Kumbina, setelah mengetahui Rukmini sudah diperistri oleh Kresna. Dengan bantuan Wrekudara yang hadir di Kumbina saat itu, pasukan Prabu Balandara berhasil di kalahkan. Prabu Balandara bahkan takluk kepada Amarta, dan menyerahkan putrinya, dewi Balandari untuk diperistri Wrekudara.
Dibanding saudara-saudaranya yang lain, Sarwaga tergolong kurang populer. Karena berlainan dengan anak2 Wrekudara yg lain dalam gagrak Solo asli (Antareja/Antasena dan Gathutkaca) Sarwaga adalah manusia biasa, yg tidak ada kemampuan istimewanya yang tercatat (berlainan dengan Gatutkaca yg Superhuman dan Antareja yg manusia ular setengah sewa)
Beberapa sumber di pedhalangan hanya menyebut kehadirannya pada lakon Baladewa Jago dan lakon Harjuna Wibawa. Sumber lain mencatat perannya dalam lakon Irawan Maling, yang kemudian digantikan posisinya oleh Antareja (Antasena Solo). Penggantian peran Sarwaga oleh Antareja cukup unik, menurut perkiraan, wayang Sarwaga ini cukup sulit ditemukan, sehingga dipakai Antasena Solo (Antareja Muda) sebagai srambahan, yang akhirnya malah jadi tergantikan sepenuhnya oleh Antareja.
Wayang Raden Sarwaga terdapat dua versi,
1)Versi museum Radya Pustaka seperti Antareja tapi muka mendongak, sebesar Antasena Yogya (lebih kecil dari standar Gathutkaca dan Antareja).
2)Versi RM Sajid, seperti Antareja muda (Antasena asli versi Solo) dengan kalung kerek, dan rambut ore, cabang tiga, seperti pada gambar di di atas.
Credit : Madyaswanto Budi Wicaksono, Rudy Wiratama Partohardono