Sebelum menjadi trend fashion wanita metropolitan dewasa ini, hotpants kerap dikenakan oleh para pelacur yang menjajakan dirinya di tempat-tempat prostitusi. Di rumah-rumah bordir, di club-club hiburan malam, dan sejenisnya, tubuh seksi kupu-kupu malam itu menjadi daya tarik mata lelaki. Hotpants pun dikenakan untuk menggoda hasrat dan syahwat laki-laki ke dalam tegangan tinggi.
Atas nama Hak-Asasi Manusia (HAM), wanita merasa berhak
mengenakan pakaian seronok apa pun. Ukuran moralitas, jangan diukur dari cara
seseorang berpakaian. Begitu mereka yang jauh dari nilai-nilai etika dan
kesopanan berdalih. Itulah sebabnya, kaum feminis dan aktivis kesetaraan gender
membela mati-matian fenomena hotpants yang belakangan ini semakin merajelela.
Ingin tahu sejarah pakaian hotpants? Simaklah! Celana pendek
yang berasal dari benua Eropa pada abad ke-19, pertama kali dipakai oleh
anak-anak yang dianggap belum dewasa. Pada periode ini, laki-laki tidak berani
memakainya karena takut dianggap tidak dewasa. Apalagi seorang perempuan, tidak
diperbolehkan memakai celana pendek karena ikatan norma yang berlaku. Celana
pendek digunakan oleh anak laki-laki hingga ia mencapai umur tertentu. Namun,
sekarang baik laki-laki dan wanita dewasa pun mengenakan celana pendek.
Pada tahun 1930-an celana jenis ini mulai meluas
penggunaannya, pria dan wanita memakainya untuk berolah raga, tapi bukan untuk
kegiatan yang lain. Celana olah raga biasanya tidak lebih pendek dari lutut.
Waktu berganti, dan pada tengah abad ke 20, celana pendek sudah umum digunakan
di musim panas.
Dulu, dikalangan prostitusi Eropa, hotpants digunakan
sebagai pengganti dari miniskirt yang suka dipakai cewek-cewek PSK pada tahun
1970-an. Alasannya, biar terlihat lebih seksi, terutama aurat pada bagian paha
wanita. Di Amerika sendiri, Hotpants dipopulerkan oleh klub baseball
Philadelphia Phillies dengan Hotpants Patrolnya.
Umbar Aurat
Hotpants ini amat lumrah didapati di Amerika, pemakainya
juga tidak dibatasi umur. Dan hotpants ini menjadi tren fashion di akhir musim
dingin, menjelang musim panas. Di Asia, khususnya di Indonesia, hotpants ini
banyak dikenakan oleh kalangan wanita dewasa. Awalnya, hotpants ini dikenalkan
oleh penari latar yang sering muncul di televisi. Kemudian banyak artis-artis
yang mulai menggunakan hotpants untuk acara shownya. Sehingga, jadilah trend
dan fenoma di masyarakat.
Wanita yang berpakain Hotpants beralasan, selain bisa tampil
sexy juga si pengguna akan merasa enjoy mengenakannya. Sekarang ini, celana
pendek dianggap bukan hal yang tabu.
Hot pants yang pernah booming di tahun 1980-an, kini sudah
biasa kita lihat dimana-mana. Bahkan dikenakan semua lapisan: Atas, menengah
hingga strata masyarakat lapisan bawah. Biasanya, hotpants banyak dipakai oleh
wanita yang punya bentuk kaki jenjang berkulit mulus.
Tidak heran, wanita seksi berpakaian hotpants ini sering
dimanfaatkan jasanya untuk dunia industri dan berbagai event lainnya, seperti
di serkuit balap Grand Prix atau sebagai SPG sebuah produk tertentu untuk
menarik perhatian yang melintasnya. Setidaknya menambah sensasi.
Para pengguna Hotpants memang bukan seorang pelacur, tapi
sudah bergaya dan berlagak seperti pelacur. Dengan meniru-niru pakaian pelacur,
maka jangan salahkan masyarakat ketika menilai wanita pemakai hotpants terkesan
Perempuan Susila Komersil (PSK) alias Perempuan Pelacur.
Jika tak mau dikesankan seperti wanita penggota atau
pelacur, sebaiknya ya tinggalkan dan lucuti sendiri pakaian seronok itu, ganti
dengan pakaian sopan, disesuaikan dengan nilai-nilai budaya ketimuran bangsa
Indonesia. Bagi yang muslimah, tentu, lebih baik lagi, jika berjilbab dan
berpakaian muslimah. Tentu lebih anggun dan terjaga.
Yuk, rame-rame membuang hotpants ke tong sampah!! Desastian
SUMBER : VoA-Islam